Me, My self, and Baren

It's me..and another parts of me

More About Me...

when the days comes whatever happen let it be,i love to share what i had,about myself...just please look what u wanted of mine

Another Tit-Bit...

Jika kamu sukses, setiap orang akan menjadi sahabatmu. Jika kamu gagal maka kamu akan menemukan sahabat sejati

Alone in The Silence.....


Waktu sudah pukul 1 pagi, aku berada di salah satu bagian rumah sakit yang menakutkan..Ruang ICU..ya, Ayahku baru saja masuk ruang ICU di Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Penyakit jantungnya kambuh ketika dia dalam perjalan pulang ke rumah dan hampir saja tidak tertolong. Dan dokter jaga di UGD menyarankan agar ayahku dirawat di ICU melihat kondisinya yang masih lemah dan tidak stabil.

Masih menggunakan pakaian kantor, karena aku pulang kerja langsung ke rumah sakit, aku menemani ayahku di rumah sakit, sedangkan ibu ku pulang ke rumah, besok pagi baru datang ke rumah sakit. Aku menyuruh ibu ku pulang karena aku lihat tempat menunggu di ruang ICU tidak layak untuk istirahat yang ada hanya bangku-bangku saja. Sedangkan di ruang ICU kita tidak diperbolehkan masuk karena pasien harus benar-benar isitrahat total. Tapi tetap saja aku tiap beberapa menit sekali menengok dari kaca ruang ICU dan kulihat ayahku sedang berisitirahat..dalam hati ku tidak berhenti berdoa untuk kesehatan beliau.

Hmm..duduk di ruang tunggu ICU benar-benar tidak nyaman, bangku panjang dengan model single seater, tidak bisa untuk rebahan atau posisi enak untuk duduk, tapi apa boleh kata, aku harus menerima keadaan yang tidak nyaman itu. Di ruangan itu hanya ada 2 orang, satu lagi adalah seorang wanita kurang lebih berumur 40 tahunan, kulihat dia sedang duduk sambil membaca. Lalu aku memecah kesunyian itu dengan menyapa ibu itu...
"Ibu sedang menunggu siapa", tanya ku, lalu dia menjawab; "Saya sedang menunggu majikan saya."...."Majikan?", pikirku dalam hati. Kemudian dia menceritakan bahwa yang dia tunggu adalah seorang ibu yang sudah berumur 83 tahun, dia menunggu dari tadi malam bersama sopir majikannya, sopirnya menunggu di bawah...sedangkan ibu itu menunggu di atas. Dia juga bercerita bahwa majikannya sangat baik, ibu itu dan sopirnya telah ikut bekerja selama puluhan tahun bersama majikannya.."waahhh..bisa selama itu, pasti majikannya sangat baik, sampai-sampai mereka betah bekerja untuknya.", pikirku dalam hati.


Rasa penasaranku makin bertambah..."Terus anak-anaknya kemana bu? kok tidak ada yang jaga disini?", "Anaknya Dokter juga disini, tapi lagi dirumah, sedangkan anaknya yang satu lagi ada di Amerika.", kata ibu itu. Dan ternyata majikannya adalah orang kaya, karena dia tinggal di Menteng. Tapi kenapa dia harus masuk dirumah sakit ini ya? mungkin ini jatah atau privilege dari anaknya karena dia Dokter disini..yaaa..who knows, tapi kenapa anaknya tidak ada yang jaga disini? Itu yang jadi pertanyaan besar bagiku.

Pembicaraan kami tiba-tiba terganggu karena salah seorang perawat keluar dengan tiba-tiba, kontan saja aku kaget, takut ada sesuatu kepada ayahku..tapi kemudian perawat itu berkata kepada ibu itu.."Bu, sebaiknya kita kedalam, soalnya Ibu yang di dalam itu sudah meninggal dunia", "Inalilahi...", jawab aku. Ibu itu langsung berdiri dari tempat duduknya dan bergegas masuk ke kamar ICU, dan aku mengikuti ibu itu ke dalam sambil ingin melihat kondisi ayahku.

Sampai di dalam, kulihat ayahku sedang tertidur, alhamdulillah.., cuma kulihat di alat perekam jantungnya masih tidak stabil dan lemah. Lalu setelah kulihat ayahku, aku melihat majikan ibu itu yang letaknya berseberangan dengan tempat ayahku...wanita itu terlihat tua sekali, dan badannya kurus sekali, hanya tinggal kulit yang membalut tulangnya..kulitnya terlihat bersih bertanda dia dari keluarga sangat mampu. Tidak lama kemudian kulihat seorang pria masuk juga ke ruang ICU tersebut..umurnya kurang lebih sama dengan ibu yang ku ajak bicara tadi, dan ternyata pria itu adalah supir majikan tersebut. Begitu melihat majikannya sudah meninggal dunia, pria tersebut meneteskan air matanya, begitu juga ibu itu..mereka hanya bisa duduk sambil menangis.

Setengah jam kemudian datang lagi seorang pria bersama wanita, dan ternyata pria itu adalah anaknya dan bersama istrinya..begitu melihat ibu nya sudah tidak ada, tidak ada ekspresi apa-apa dari wajah mereka..entahlah..apa mereka menyembunyikan kesedihannya? atau mereka memang sudah pasrah dengan keadaan ibu mereka yang sedang berjuang untuk hidup. Tidak beberapa lama lalu jenazah ibu itu dibawah turun untuk dibawa ke ruang jenazah, mereka pun lalu turun bersama melalui lift. Dan kulihat diantara mereka yang masih menangis adalah supir dan ibu yang ku ajak bicara tadi.

Hmmm...sambil ku menarik nafas dalam-dalam kucoba mengambil makna dari kejadian tadi. Kasihan sekali ibu itu, di saat-saat terakhir hidupnya tidak ada satu pun anaknya yang menemani. Kenapa anak-anaknya tidak meluangkan waktu sedikitpun untuk orang tuanya..aku pun berpikir, kalo aku sudah tua nanti, akankah aku bernasib seperti ibu itu? Puluhan tahun orang tua kita telah membesarkan kita, mendidik kita dan menjadikan kita sebagai manusia yang mempunyai tanggung jawab kepada keluarga. Tapi apa balasannya? sudahkah kita membalas kebaikan orang tua kita yang tanpa pamrih itu? Tidak ada yang namanya "bekas ibu" atau "bekas bapak" dan "bekas anak"...tidak ada yang salah dalam hubungan antara orang tua dan anaknya..kalaupun ada konflik itu karena ego manusia. Dan sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak membahagiakan orang tuanya dengan segala yang kita punya..karena kita akan menjadi orang tua..kita akan menjadi tua..dan anak-anak kita kelak yang akan merawat kita.

Kesendirian dalam menunggu akhir hidupnya...ibu itu pasti menangis dalam hati.."Dimana anak-anakku...aku ingin melihat merka untuk terakhir kalinya"...dan yang ada hanya kesunyian...hening..hingga ajal menjemputnya.

Tulisan ini adalah murni pengalaman saya pribadi, semoga ada makna yang bisa diambil dari pengalaman pribadi saya ini. Hidup..mati..dan jodoh ada di tangan Tuhan. Tapi kita sebagai anak tidak boleh lupa kepada orang tua kita dalam kondisi apapun, jadilah anak yang berbakti kepada orang tuanya, senangkanlah hati mereka kalau kita tidak bisa membahagiakan secara materi..karena mereka telah membesarkan kita tanpa pamrih. May Allah always with parents..semoga mereka selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang dan semoga aku selalu diberi kesempatan untuk membahagiakan mereka...amin

(The picture above was taken from of http://www.trueu.org)
 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent